Saturday 29 June 2013

DEFINISI DAKWAH



Dakwah artinya: Penyiaran, propaganda, seruan untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama. Dakwah juga berarti suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam atau proses mengajak manusia kejalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu agama Islam. Menurut Al-Qur’an, dakwah adalah : Menyampaikan kebenaran di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala  سبيل ربك    dengan metode
 بالحكمة  والمو عظة  الحسنة

Propaganda, mengajak atau menyampaikan sesuatu dapat disebut dakwah jika metode yang digunakan sesuai dengan ayat di atas, yaitu; Bilhikmah dan Mau’idzah Hasanah. Sedangkan yang menentukan hasil dari dakwah adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

            Dari ayat di atas jelas bahwa, seorang da’ itu hanya berkewajiban untuk menyampaikan misi mulia yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan hasil akhir dari dakwahnya, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tahu. Namun demikian seorang da’i harus memiliki metode yang tepat, sehingga dakwah yang dilakukan sampai pada sasaran.

Materi Dakwah

              Menurut  saya para da'i kita selama ini dalam menyampaikan materi dakwahnya ada dua macam, yaitu : Secara tektual dan kontektual.   Tektual Dakwah tektual adalah: Metode dakwah yang dalam penyampaikan materi dakwahnya sesuai dengan teks al-Qur'an dan al-Hadits dengan tidak mengurangi ataum menambah.

Seorang da’i tektual disini dalam menyampaikan materi dakwahnya sama sekali tidak mau menggunakan materi lain selain yang sudah ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Mereka tidak mau menggunakan dalil-dalil akal. Karena dalil akal dianggab dapat merusak aturan-aturan yang sudah diatur oleh Islam.  
Menurut pengetahuan  saya bahwa seorang da’i tektual disini tidak hanya dari segi materi saja yang tektual, akan tetapi juga dari segi-segi lainnya. Misalnya saja; dari segi pakaian dan lain sebagainya, mereka langsung mencontoh orang Arab yang dianggabnya sebagai contoh langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam.
 Sosok dan penampilan seorang da’i tektual ini biasanya kelihatan kaku dalam melakukan dakwahnya. Hal ini karena mereka tidak mau menerima kondisi sosial yang ada. Kondisi yang ada sekarang dianggabnya tidak sesuai dengan teks/ contoh aslinya.Termasuk dalam transportasi, misalnya: Mereka tidak mau menerima uang saat menyampaikan dakwahnya. Mereka menganggab haram hukumnya menerima uang dalam menyampaikan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:

ويا قوم لا أسألكم عليه مالا إن أجري إلا على الله وما أنا بطارد الذين ءامنوا إنهم ملاقو ربهم ولكني أراكم قوما

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui".

Contoh lainnya adalah, dalam pakaian. Mereka sama sekali tidak mau menggunakan model-model pakaian ala barat atau timur (jas misalnya). Mereka menganggab pakaian ala barat atau timur itu tidak sesuai dengan teks Islam aslinya. Mereka lebih senang menggunakan pakaian sebagaimana pakaian yang biasa digunakan oleh orang-orang Arab (jubah) dari pada bangsanya sendiri.
Masih banyak hal-hal lain yang membuat penampil-an para pelaku dakwah tektual ini menjadi kaku di dalam menjalankan dakwahnya.                
Kontektual
             Dakwah kontektual adalah: Metode dakwah yang dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal yang ada diluar tek aslinya. Para pelaku dakwah kontektual melakukan metode ini dengan harapan agar dakwahnya lebih mudah dierima oleh masyarakat yang terdiri dari berbagai macam dan model.  
Para pelaku dakwah kontektual dalam melakukan dakwahnya selalu memperhatikan situasi dan kondisi yang akan di dakwahi. Mereka dalam menyampaikan materipun tidak terlalu tektual. Akan tetapi mereka dalam menyampaikan materi juga menggunakan dalil-dalil akal untuk memperjelas dalil-dalil nakli/ tek asli ayat al-Qur’an atau al-Hadits yang ada.
Para pelaku dakwah kontektual biasanya lebih flexible/ lentur dalam menjalankan dakwahnya. Misalnya saja dalam hal menerangkan pakaian menurut Islam. Mereka mengatakan bahwa : Islam tidak memerintahkan kepada hambanya agar berpakaian seperti orang Arab sebagaimana yang disampaikan para pelaku dakwah tektual. Akan tetapi mereka menyampaikan bahwa dalam berpakaian itu yang penting menutup aurat dan laki-laki tidak menyamai perempuan serta sebaliknya.
Sedangkan model dan warna pakaian terserah masing-masing. Masih banyak hal-hal yang membuat keduanya itu berbeda. Dari perbedaan-perbedaan inilah maka timbullah kontroversi pemahaman yang sulit untuk disatukan. Dan dari modal yang tidak sama inilah, maka timbullah model-model masyarakat/komunitas Islam yang warna-warni sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini

Dakwah Kontemporer            
              Dakwah kontemporer adalah: Dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi modern yang sedang berkembang. Dakwah kontemporer ini sangat cocok apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan menengah ke atas.
Teknis dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural. Jika dakwah kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya masyarakat setempet, tetapi dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang periklanan adalah, merupakan tantangan bagi para da’i kita untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer.
Dakwah kontemporer yang dimaksud  saya adalah, dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.
Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara tradisional, maka harus segera dirubah cara penyampai-annya, yaitu dengan cara modern dengan menggunakan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Al-Qur’an sudah saatnya harus disampaikan dengan menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu dengan cara menggunakan fasilitas komputer.Munculnya teknologi di bidang komputer ini sebenarnya sangat membantu bagi para da’i dalam menyampaikan nilai-nilai Al-Qur’an dengan metode tematik.
Walaupun kita sadari bahwa para da’i kita banyak yang tidak bisa meng-operasionalkan komputer dengan baik, sehingga banyak para da’i kita yang tidak mampu untuk membuka Holy Qur’an yang lagi berkembang dewasa ini. Munculnya Holy Qur’an, Holy Hadits dan beberapa CD kitab kutubut-tis’a merupakan kemajuan yang luar biasa bagi umat Islam umumnya dan para da’i pada khususnya untuk segera direalisasikan kepada pada umat yang selama ini dalam menggali Al-Qur’an itu dengan metode tradisional.

Dakwah yang menggunakan fasilitas mimbar hanya akan di dengar sebatas yang hadir pada acara tersebut. Lain halnya dengan dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi elektronik seperti TV, internet dan teknologi modern lainnya, pasti akan lebih banyak manfaatnya.

Dari dua perbandingan di atas, maka dakwah kontemporer yang memanfaatkan teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing-masing daerah. Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini adalah materi kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara mengambil tema-tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Sedangkan fasilitas yang tepat adalah dengan mengguna-kan media cetak dan elektronik. Kenapa demikian ? Karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan lebih banyak serta jangkauannya lebih luas.

Dakwah Kultural

         Dakwah kultural adalah : Dakwah yang dilakukan dengan cara mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat setempat. Dakwah kultural juga bisa berarti: Kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas dalam rangka menghasilkan kultur baru yang bernuansa Islami atau kegiatan dakwah dengan memanfaatkan adat, tradisi, seni dan budaya lokal dalam proses menuju kehidupan Islami.
Dakwah kultural ini hukumnya syah-syah saja asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai syar’i yang sudah baku, misalnya masalah aqidah. Sebab apabila dakwah yang kita anggab kultural ini kemudian kita salah menafsirkannya, maka yang terjadi adalah kefatalan. Misalnya saja kita berdakwah dengan harus mengikuti budaya agama lain yang dapat menggugurkan nilai aqidah kita, maka dakwah semacam ini tidak boleh dilakukan.  
Sejarah dakwah kultural sebagaimana yang dilakukan di awal Islam masuk ke wilayah Jawa, dimana bangsa Indonesia saat itu kaya dengan tradisi animisme dan dinamisme, maka para pelaku dakwah kita yang terlalu lentur dalam menjalankan dakwah kulturalnya mengakibat-kan ajaran Islam yang sudah sempurnya menjadi terkotori oleh budaya setempat. Hal ini merupakan kesalahan fatal yang tidak boleh dicontoh dalam melakukan dakwah.
Semaraknya ibadah bid’ah yang ada sekarang adalah merupakan warisan dari metode dakwah kultural yang diterapkan tanpa memperhatikan nilai-nilai aqidah. Sementara itu bagi menggemar bid’ah yang merasa itu sudah benar sulit diingatkan. Demikian juga dengan ulama’ ahlul bid’ahnya, mereka tidak berani mengatakan yang sebenarnya bahwa ibadah yang dilakukan itu bertentangan dengan nilai nilai aqidah Islam.
Semoga allah memberikan ampunan bagi para da’i kita, yang kami yakin bahwa, mereka tidak punya tujuan untuk mewarisi bid’ah sebagaimana yang banyak di anut oleh kelompok ahlul bid’ah sekarang. Dakwal kultural sebenarnya meruapakan metode yang baik untuk dilakukan baik di masyarakat desa maupun di lingkungan masyarakat kota, baik yang berfikiran primitif maupun yang sudah modern.
KH. Ahmad Dahlan termasuk sosok muballigh yang dalam menyampaikan dahwahnya dengan menggunakan metode dakwah kultural pada sekitar tahun 1912-san. Karena beliau menyadari bahwa metode dakwah yang tepat saat itu hanyalah metode dakwah kultural.
Namun karena kehati-hatiannya dengan masalah aqidah, walaupun menggunakan metode dakwah kultural, tetap nilai-nilai Islam tidak terlukai oleh model dakwah yang dilakukan. Justru sebaliknya dengan dakwah itulah, maka beliau dapat membersihkan nilai-nilai ajaran Islam dari pengaruh budaya kultural setempat. Model dakwah kultural sebagaimana diterapkan KH. Ahmad Dahlan inilah yang harus kita contoh

Metode Dakwah            
 Metode artinya: Cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja . Metode juga berarti: Prosedur atau cara memahami sesuatu melalui langkah yang sistematis. Sedangkan dakwah adalah: Sebagaimana yang kami sebutkan di atas, yaitu menyampaikan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam.
Metode dakwah berarti : Suatu cara atau teknik menyampaikan ayat-ayat Allah dan Sunnah dengan sistematis sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dakwah di zaman yang serba modern dan canggih ini diperlukan metode yang canggih dan modern pula. Sebab jika tidak adanya keseimbangan antara metode dakwah dan kondisi zaman, maka materi dakwah yang disampaikan tidak sampai pada sasaran Sekarang ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Semua aspek kehidupan di jalankan oleh mesin-mesin robot yang serba modern. Umat ghairul Islam dalam menyampaikan dakwahnya di daerah transmigrasi sudah menggunakan pesawat terbang, sementara itu para da’i kita dalam menyampaikan dakwahnya di daerah tranmigrasi harus berjalan kaki yang membuat waktu tersita begitu banyak. Menurut  saya metode dakwah itu ada dua, yaitu : Metode dakwah kultural dan dakwah kontemporer

Media Dakwah

Mimbar
          Mimbar merupakan media dakwah yang paling populer dimasyarakat, baik masyarakat pinggiran maupun masyarakat perkotaan. Mimbar biasa digunakan pada saat khutbah Jum'at, Idul Fitri, Idul Adha dan pengajian-pengajian hari besar Islam baik di Kampung maupun di masjid-masjid, bahkan di hotel-hotel atau di gedung-gedung.
Tujuan khutbah dengan menggunakan mimbar adalah agar jama'ah dapat lebih terfokus pada satu pandangan. Mimbar biasanya di buat lebih tinggi dari lantai dengan tujuan agar penceramah bisa melihat secara langsung kepada jama'ah. Masjid-masjid besar biasanya menyediakan media elektronik diluar masjid dengan tujuan agar jama'ah yang berada diluar masjid tetap dapat melihat yang khutbah. Dari segi model mimbar ada dua macam, yaitu: Mimbar bertangga (terbuka) dan mimbar tidak bertangga (tertutup).
Mimbar yang memiliki tangga biasanya yang khutbah membawa tongkat sedangkan mimbar yang tidak bertangga yang khutbah tidak membawa tongkat.

Media Cetak

           Media cetak pada era dewasa ini telah bermunculan bagaikan munculnya jamur di musim hujan. Baik majalah, koran ataupun buletin lainnya. Hal ini merupakan wujud nyata dari sebuah era informasi dan keterbukaan. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika para muballigh mampu memanfaatkan media-media cetak yang ada itu di sebagai sarana untuk merdakwah.
Melihat persaingan media cetak yang begitu hebat, maka para muballigh kita hendaknya segera menyiapkan diri untuk menjadi  saya-pebulis handal sehingga mampu bersaing dalam amar ma'ruf nahi munkar di bidang media-cetak, mengingat media cetak merupakan media informasi yang cukup banyak peminatnya.
Media cetak yang berkembang selama ini lebih berpegang pada keterbukaan dan kebebasannya. Mereka dipacu oleh kebutuhan sensasi, iklan dan kebutuhan bisnisnya. Dan inilah prablem besar bagi para pelaku dakwah selama ini.

Radio

                Radio merupakan media informasi yang hingga sekarang masih memiliki cukup banyak pemirsa. Mengingat radio merupakan alat informasi yang fleksibel, kecil dan dapat dibawa kemana-mana.
Oleh sebab itu alangkah bermanfaat jika radio penuh dengan siaran-siarang yang mengajak kepada pemirsa untuk menjalankan kebaikan serta meninggalkan keburukan (amar ma'ruf nahi munkar)  Pesawat radio sering kali kita jumpai diputar semalam suntuk di warung-warung kopi, pos-pos jaga serta mobil-mobil, bahkan tidak jarang tukang becak selalu memutar radio sambil menunggu penumpang. Oleh sebab itu alangkah bermanfaatnya jika radio-radio yang diputar selalu membawa pesan dakwah.

Televisi

             Televisi merupakan media informasi sekaligus media hiburan yang dapat di jumpai dimana-mana, baik di rumah kecil maupun di rumah mewah, baik di warung-warung kopi maupun di restauran-restauran. Televisi  merupankan media informasi yang bersifat netral, seperti pistol. Jika pistol di tangan orang jahat, maka pistol akan gunakan untuk menembak orang yang tidak bersalah. Namun jika pistol itu ditangan polisi yang beriman dan bijak, maka pistol itu akan digunakan untuk melindungi orang-orang benar.
Televisi merupakan media audio-visual, yang juga sering disebut sebagai media pandang dengar. Artinya televisi itu selain dapat kita dengar juga bisa kita lihat secara langsung. Oleh sebab itu alangkah besar manfaatnya jika televisi itu lebih banyak menyuguhkan siaran-siaran yang mampu merubah kondisi pemirsa dari kondisi yang tidak baik menjadi kondisi yang lebih baik.

Celluler
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Celluler merupakan media informasi yang cukup canggih dan gaul. Hal ini nampak dari begitu banyaknya pemakai celluler, mulai dari pengusaha kelas atas hingga pengusaha kelas bawah, bahkan tidak sedikit para remaja pengangguranpun, pelajar yang mereka belum memiliki panghasilan yang menggunakan celluler.
Melihat begitu semaraknya celluler, maka alangkah besar manfaatnya jika celluler dimanfaatkan sebagai media dakwah, yaitu dengan cara memanfaatkan fasilitas Multimedia Messaging Service (mms) sebagai media untuk mengirin pesan-pesan normatif . Dengan ber-mms- kita dapat berdakwah dengan biaya yang murah.

Film

            Film dapat memberikan pengaruh yang cukup besar kepada jiwa manusia yang sedang memirsanya. Di saat sedang menonton film, terjadi suatu gejala yang menurut ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang peran film.
Melihat pengaruh film begitu besar kepada jiwa yang sedang menontonnya, maka alangkah besar manfaatnya film itu, jika dijadikan sewbagai media untuk berdakwah. Selain media-media yang  saya sebutkan di atas, masih banyak media-media lain yang dapat kita jadikan sebagai sarana untuk berdakwah


No comments:

Post a Comment