Kesehatan
anak sekarang ini sangan memprihatinkan. Banyak sekali kasus anak-anak yang
terkena penyakit tertentu karena tidak tercukupi kebutuhan gizinya. Seperti
banyak anak-anak di pelosok desa yang orangtuanya hanya sekedar memberi
kebutuhan gizi sekedarnya saja pada anak mereka. Pada zaman
sekarang ini perkembangan tekhnologi medis kian canggih. Meski demikian,
secanggih apapun tekhnilogi yang berkembang tidak menghilangkan sejumlah mitos
yang diyakini masyarakat. Bahkan mitos yang ada justru lebih dipercaya
ketimbang nasehat dokter. Terutama
mitos mengenai kesehatan anak, orang zaman dahulu mempercayai bahwa jika
melakukan sesuatu yang telah lama dilakukan oleh pendahulunya maka mereka juga
akan melakukan itu pada anak-anak mereka. >>>>
Padahal ini malah akan menjadi penghambat kesehatan anak. Sehingga anak mudah sekali
terserang penyakit. mengenai mitos yang berkembang di
masyarakat khususnya pedesaan yang masih memegang teguh aturan atau adat yang
turun temurun mereka lakukan berdasarkan kebiasaan orang-orang terdahulu.
• Mitos yang berkembang di masyarakat
1.
Jika rambut anak anda basah maka
anak anda akan masuk angin Faktanya,
pakar kesehatan Jims Scars mengatakan dari riset yang dilakukan di Ingggris
dimana setengah kelompok anak dibiarkan dalam ruangan yang hangat sedangkan
sisanya berada di lorong dengan kondisi basah kuyup. Setelah beberapa jam,
kelompok yang brada di lorong tidak mengalami pilek atau flu. ”kedinginan belum
tentu mempengaruhi system kekebalan secara langsung”.
2.
Anak perlu makan ketika kedinginan
dan meminum banyak air ketika demam.
Hal yang seharusnya adalah menjaga cairan tubuh merupakan hal terpenting yang harus dilakukan, ketika seseorang banyak cairan maka semakin mudah terkena penyakit. Meski demikian, anak tidak perlu mengkonsumsi minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi atau diare.
Hal yang seharusnya adalah menjaga cairan tubuh merupakan hal terpenting yang harus dilakukan, ketika seseorang banyak cairan maka semakin mudah terkena penyakit. Meski demikian, anak tidak perlu mengkonsumsi minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi atau diare.
3.
Anak akan kehilangan 75% panas tubuh
melalui kepala. Mitos macam
itu berkembang karena keharusan kepala bayi yang baru lahir ditutupi ketika
cuaca dingin. Hal itu dibenarkan, karena kepala bayi memiliki prosentase lebih
besar daripada bagian tubuh lainnya. Akan tetapi, ketika sudah besar, keluarnya
panas melalui kepala kepala hanya 10%, sisanya panas tubuh keluar melalui kaki,
lengan dan tangan.
• Mitos tentang vitamin sangat perlu diketahui agar
tak salah langkah..
1. Anak kurus karena kurang vitamin
Orang sering berpikir, anak yang gemuk dan lincah
pastilah sehat. Padahal belum tentu, lho. Anak gemuk belum tentu cukup vitamin.
Pasalnya, tubuh yang besar relatif butuh makanan lebih banyak. "Bisa jadi,
anak yang gemuk tersebut kurang darah alias mengidap anemia."
Biasanya pada saat lahir, anak tersebut mendapat
cadangan makanan (baik zat besi maupun vitamin) yang cukup dari ibunya. Namun
seiring pesatnya pertumbuhan, ia ternyata relatif kekurangan vitamin
pembentukan darah. Untuk itu harus mendapat tambahan asam folat, zat besi, dan
vitamin
Sebaliknya, anak yang kurus juga belum tentu
kekurangan vitamin. Pemikiran bahwa anak gemuk itu sehat dan anak kurus tidak
sehat, tidak berlaku lagi sekarang. "Patokannya sekarang adalah tumbuh dan
kembang. Untuk mengetahui apakah anak kita cukup ideal, bisa menggunakan alat
ukur grafik berat, tinggi dan umur yang saling dibandingkan," lanjut
Ghazali. Selain itu,
faktor genetik pun bisa mempengaruhi anak menjadi kurus, gemuk, pendek, tinggi,
dan lainnya.
2. Nafsu makan hilang, cekok saja dengan vitamin Sering, kan,
kita lihat orang tua yang sembarangan mencekokkan vitamin pada anaknya yang
sulit makan. "Mencekokkan vitamin dianggap bisa mengembalikan nafsu makan
anak. Padahal, hilangnya nafsu makan anak disebabkan banyak hal, seperti karena
sakit tenggorokan, sariawan, gigi tumbuh, gigi copot, anak flu, atau terkena
TBC," ujar Ghazali.
Pemberian vitamin yang berlebihan justru bisa membuat
anak kehilangan nafsu makan. Terutama jika anak kehilangan vitamin C alias asam
askorbat. Asam jika dimakan berlebih akan menyebabkan perut perih. Apalagi jika
anak makan tidak teratur, bisa saja terjadi luka di lambung. Tetapi pada anak
kecil hal ini jarang terjadi. Penyakit mag biasanya diderita orang dewasa.
Untuk itu sebaiknya mengkonsumsi vitamin sesuai dosis wajarnya 50 mg. Jangan
termakan iklan yang menyebutkan bahwa menelan vitamin dosis tinggi (sampai
1.000 mg) bisa membantu stamina tetap kuat dan tidak sakit-sakitan.
3. Vitamin membuat anak lebih cerdas Vitamin memang bisa membuat anak cerdas, namun tetapi prosesnya tentu saja
tidak langsung. Cerdas itu terjadi karena anak mengalami perkembangan. Misalnya
cepat bicara, berjalan, bermain, dan lainnya.
Daftar Pustaka
• http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/Mitos-Mitos-Tentang-Vitamin
• http://www.google.com/blog-eblog.blogspot.com/2010/09/12
No comments:
Post a Comment