A. Dampak Negatif.
Banyaknya jenis layanan informasi yang disediakan
oleh dunia internet, bentuk-bentuk kejahatan maupun tindakan-tindakan amoral
dalam kemasan baru pun lahir. Hal ini
memang tidak dapat dibendung karena banyaknya kepentingan yang 'diemban' oleh Internet. Kejahatan
maupun tindakan amoral akan
banyak ditemui saat ‘berselancar'
dalam dunia Internet. Hal negatif lainnya adalah pengetahuan tentang membobol
atau meng crack satu jaringan
komputer sudah menjadi cukup maju. >>>>
Materinya dapat diambil di Internet lalu dipelajari bahkan langsung
dipraktikkan, kebanyakan oleh para remaja Indonesia dalam rangka "mencoba" ilmu yang telah
didapatnya. Contohnya, hanya dengan mengetikkan kata "hacking" pada sebagian besar mesin pencari (search engine) seperti Yahoo, Google, Alta Vista, Web Crawler, dan
sebagainya.
Setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan
tentang hacking activities. Juga tentang gambar porno, kita cukup menuliskan xxx.com,
maka sederetan gambar porno dapat terlihat atau bila kita menuliskan nama artis
terkenal dunia misalnya ‘pamela anderson’, maka gambar
artis tersebut akan cepat terlihat di internet. Film porno pun dapat dengan mudah kita download di internet. Juga topik atau masalah yang dahulu diklasifikasikan
rahasia atau sangat rahasia (top
secret) seperti cara merakit bom atau bahan peledak, juga merakit
senjata api dan sebagainya sekarang bisa dengan mudah didapatkan di internet
hanya dengan mengclick mouse di
layar komputer.
B.
Dampak Positif.
Perkembangan TIK
demikian cepat sehingga banyak masyarakat di dunia yang mungkin kewalahan untuk
mengikutinya. Berbagai kemudahan yang kita terima, seperti kemudahan untuk
memperoleh informasi melalui telepon seluler dan internet, kemudahan dalam
bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit atau kartu debit, dan kemudahan
untuk mengambil uang melalui ATM, adalah berkat kemajuan teknologi informasi.
Kegunaan lain yang didapat dari
internet adalah : Informasi yang didapatkan lebih cepat dan murah. Melalui
aplikasi e-mail, dapat
mengurangi biaya kertas dan biaya distribusi koran, sebagai media promosi
pengenalan produk, komunikasi interaktif, contoh Video conferensi, Internet phone, menyampaikan isi pelajaran ke
segala penjuru dunia, dapat memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia di
internet, sebagai alat pertukaran data, dan lain-lain.(1)
Perkembangan IPTEK tanpa diimbangi dengan IMTAQ kepada
Allah akan berdampak negatif dan sangat merugikan orang lain. Ini terbukti dari betapa banyaknya orang
yang menggunakan gambar-gambar atau foto untuk memfitnah seseorang. Contohnya adalah foto
putri Indonesia Artika Sari Dewi yang dapat terlihat tanpa busana di
internet.
Kejahatan-kejahatan kartu kredit dan
pengiriman-pengiriman e-mail
sampah (junkmail), pengiriman virus, perusakan website milik orang lain oleh hacker menjadi momok dalam dunia
internet dewasa ini dan rata-rata pelakunya adalah remaja cerdas dan berbakat
usia SMP.
Krisis multidimensi
saat ini sangatlah memprihatinkan. Jika dirunut ke belakang bermuara pada
krisis perilaku (akhlak) yang
bersumber dari rendahnya kecerdasan
spiritual. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan metode pembangunan SQ (Kecerdasan spiritual) yang tetap berlandaskan nilai-nilai mulia
rukun iman, rukun Islam, dan Ihsan,
sehingga akan mengoptimalkan EQ (kecerdasan emosi) dan IQ (kecerdasan intelektual) secara terpadu (ESQ). Proses Pembelajaran berbasis ICT di kelas akselerasi
melalui media internet diharapkan dapat mengembangkan IPTEK–IMTAQ secara terpadu, sehingga
terjadi keseimbangan dan keselarasan antara ilmu dunia dan akhirat.
Pembelajaran berbasis ICT yang
mengintegrasikan IMTAQ–IPTEK
adalah pembelajaran yang mendahulukan IMTAQ, sedangkan IPTEK merupakan sarana
untuk mencapai IMTAQ. Untuk itu
diperlukan mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan mulut untuk bicara
serta hati untuk menyatakan kebenaran. Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al Israa’ 36
yang artinya :
“Janganlah engkau mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki
pengetahuan tentangnya, karena pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan
dimintai pertanggungjawabannya.” (2)
Untuk dapat eksis dan sukses dalam mengintegrasikan
IPTEK dan IMTAQ siswa di kelas akselerasi,
suatu sekolah harus dapat menciptakan suatu budaya sekolah sendiri sebagai identitas diri, dan juga sebagai
rasa kebanggaan akan sekolahnya. Dalam menciptakan budaya sekolah (school culture) kita hendaknya
berpedoman pada misi, visi, dan tujuan sekolah serta mengacu pada 4
peningkatan yaitu : kecerdasan
intektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spritual (SQ),
dan kecerdasan sosial (SC).
Sudjana, Nana. Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru,
1999
Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya,
1971
No comments:
Post a Comment