Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah
pernah berkata, "Tidakdapat dipungkiri lagi bahwa hati itu dapat berkarat, seperti berkaratnya besi dan perak. Alat yang dapat membersihkan hati yang
berkarat adalah zikir. Zikir dapat membersihkan hati yang berkarat sehingga
dapat berubah menjadi bening seperti cermin yang bersih. Apabila seseorang
meninggalkan zikir, hatinya akan berkarat. Dan, apabila ia berzikir, hatinya
akan bersih.>>>
Hati dapat berkarat
karena dua perkara, yaitu ghaflah (lalai) dan dosa. Hal yang dapat
membersihkannya juga dua perkara, yaitu zikir dan istighfar. Jika seseorang
lalai dari mengingat Allah pada sebagian besar waktunya, karat di hatinya akan
menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya. Jika hati berkarat, bentuk segala
sesuatu di dalamnya tidak tergambar sesuai dengan faktanya. Ia akan melihat
kebatilan dalam bentuk kebenaran dan melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan.
Sebab, ketika karat telah menumpuk di hati, maka ia akan menjadi gelap dan di
dalamnya berbagai bentuk kebenaran tidak akan tampak sebagaimana adanya.
Apabila karat itu telah bertumpuk-tumpuk, hati akan menjadi hitam pekat dan
pandangannya menjadi rusak sehingga ia tidak dapat mengingkari kebatilan.
Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari siksaan itu adalah sikap
lalai dan mengikuti hawa nafsu. Kedua hal inilah yang menghilangkan cahaya hati
dan membutakannya."
Menurut ilmu medis,
dalam otak manusia terdapat zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika
seseorang berzikir. Zat itu bernama endhorphin. Zat ini mempunyai fungsi
menenangkan otak, sebagaimana morfin yang bisa menenangkan otak. Bedanya,
morfin berasal dari luar tubuh, sementara endhorphin berasal dari dalam tubuh.
Tidak dapat
dibantah lagi bahwa zikir benar-benar dapat menenteramkan hati. Penyebabnya
adalah ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat itu terselip sikap
menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakkal atau tawwakkul. Kita
mengenal bahwa salah satu sifat dari Allah adalah al-Wakil (tempat bersandar).
Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah
sebaik-baik tempat bersandar.
Dalarn kehidupan
sehari-hari kita akan merasa tenteram kalau kita mempunyai gambaran bahwa hidup
kita terlindungi. Terasa ada pelindung. Contoh yang kasat mata, jika kita
merasa terlindungi oleh adanya polisi atau negara yang adil, kita akan
merasakan ketenteraman. Kalau kita yakin akan hadirnya Allah sebagai al-Wakil
atau tempat bersandar, kita juga akan merasakan ketenteraman.
Zikir yang
mengantarkan kepada ketenangan dan ketenteraman hati bukanlah zikir sekadar
ucapan lisan semata, melainkan harus dimaksudkan untuk mendorong kita menuju
kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Ketika kita menyadari bahwa
Allah adalah Penguasa tunggal dan Pengatur alam raya dan yang dalam genggaman
tangan-Nya segala sesuatu, maka menyebut-nyebut nama-Nya, mengingat
kekuasaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya yang agung, pasti akan melahirkan
ketenangan dan ketenteraman dalam jiwa kita.
No comments:
Post a Comment